Kamis, 15 Oktober 2009

Erwin Rommel, The Nazi's Desert Fox ( yang ada di sisipan buku IPS bab PD2 )

Erwin Johannes Eugen Rommel "Desert Fox" (Rubah Gurun/Wüstenfuchs), adalah seorang Jenderal Besar (Generalfeldmarschall) Jerman masa Perang Dunia II yang paling terkenal, dan dihormati baik oleh musuh2nya maupun koleganya.

Sebagai seorang perwira dengan penghargaan Pour le Mérite atas eksploitasinya di front italia pada Perang Dunia I, nama Rommel mulai berkibar di PD II dengan menjadi komandan 7th Panzer Division Jerman "Gespensterdivision" (Ghost Division). Dinamai Ghost Division karena kecepatan dan kebebasan manuvernya yang bahkan Komando Tertinggi Jerman di Berlin pun susah untuk mengikutinya.



Deutsche Afrikakorps

Nama Rommel makin terkenal seantero Jerman dan melegenda setelah dia menjadi komandan Deutsche Afrikakorps (Korps Afrika Jerman), dengan medan pertempuran yang membentang di Afrika Utara. Rommel dikenal sebagai seorang Jenderal Perang paling hebat dalam medan pertempuran gurun pasir. Disanalah julukan "Desert Fox" disematkan pada dirinya dan melegenda. Pasukan Sekutu terutama Inggris benar2 ketar-ketir dibuatnya. Bagaimana tidak, dengan pasukan dan perlengkapan tempur (Tank, amunisi, perbekalan, senjata, artileri, dll) yang terbatas, Rommel mencatat kemenangan demi kemenangan dalam setiap pertempuran yang tercatat di medan Afrika Utara. Saking frustrasinya pasukan sekutu waktu itu, tercatat pernah dilakukan usaha pembunuhan Rommel oleh sekelompok pasukan komando Inggris.




Seorang William Churchill pun memiliki quote bagi Rommel:

"We have a very daring and skillful opponent against us, and, may I say across the havoc of war, a great general."

Sang Rubah Gurun mulai terhuyung2 setelah akhirnya jalur logistik Jerman sudah digempur habis2an, dan perbekalan yang harusnya sampai di tangan pasukannya banyak yang dihancurkan dan hilang di tengah jalan. Ditambah lagi dengan kehadiran Jenderal baru di jajaran Angkatan Perang Inggris yang cakap dan terampil bernama General Field Marshall Bernard Law Montgomery (Monty).

Rommel The Chivalrous General

Rommel sangat dikenal sebagai seorang Jenderal yang ksatria, dia dan Deutsche Afrikakorps nya yang terkenal, tidak dikenai tuduhan telah melakukan kejahatan perang sama sekali, dan pasukan musuh yang tertangkap dilaporkan telah diperlakukan dengan sangat manusiawi. Pasukan komando Inggris yang gagal dalam usaha pembunuhan Rommel, juga dikuburkan dengan penghormatan militer tembakan salvo ke udara oleh pasukan Jerman. Rommel sendiri mendeskripsikan African campaign nya sebagai "Krieg ohne hass" (War without hate).

Banyak contoh tentang sikap ksatria Rommel saat PD II, diantaranya Rommel mengabaikan perintah Hitler tentang eksekusi mati bagi tentara Yahudi yang tertangkap, Rommel juga tidak mendeportasi orang Yahudi ke kamp konsentrasi Jerman, dan saat pembangunan Tembok Atlantik, pekerja Perancis tidak diperlakukan sebagai budak, melainkan dibayar atas hasil kerja mereka.

Rommel's Death

Selalu ada pihak2 yang tidak setuju dan menjadi oposisi dari Hitler, tapi karena kemenangan demi kemenangan di setiap pertempuran pasukan Jerman selama 1938-1941, membuat posisi Hitler sangat kuat di Jerman. Namun setelah kekalahan di front Rusia, dan Jerman semakin sering menderita kekalahan, oposisi ini semakin menguat.

Rommel tidak termasuk dalam kelompok oposisi ini, dan dia tidak pernah dihubungi oleh pemimpin kelompok ini. Bagaimanapun, Rommel dikenal sering memprotes kebijakan Hitler, dan tidak setuju dengan rejim Nazi. Disaat yang sama rapor Rommel di Afrika membuatnya sangat populer di mata publik Jerman, dan kepala sipil dari gerakan oposisi Hitler yaitu Dr. Carl Goerdeler memasukkan nama Rommel di daftar orang2 yang dipertahankan di pemerintahan setelah Nazi, dan apabila memungkinkan mengangkat Rommel sebagai Presiden Jerman.

Setelah plot pembunuhan Hitler 20 Juli yang gagal, banyak konspirator yang ditangkap, bahkan orang yang dicurigai pun juga ditangkap. Malang bagi Rommel, namanya tercantum di dalam daftar yang dibuat Dr. Goerdeler dan di dalam dokumen2 yang lain, sebagai pendukung gerakan oposisi dan pendukung plot pembunuhan Hitler.

Bagaimanapun, tetap tidak ditemui bukti kuat bahwa Rommel terlibat. Namun karena banyaknya laporan atas kritik2 Rommel terhadap rejim Nazi, dan kebijakan yang dibuat Hitler membuat posisinya lemah. Dan banyak Jenderal2 yang tidak suka kepadanya curiga bahwa walaupun Rommel tidak terlibat, paling tidak dia mengetahui akan adanya plot tersebut.

Karena popularitasnya di mata publik Jerman, dan fakta bahwa Rommel pernah merupakan salah satu Jenderal Favorit Hitler, dan salah satu dari yang paling sukses, membuat rommel mendapatkan perlakuan khusus. Rommel didatangi oleh Wilhelm Burgdorf dan Ernst Maisel di rumahnya. Burgdorf memberikan pilihan dari Panglima Angkatan Perang Keitel, yaitu menyerahkan diri ke pengadilan rakyat, yang akan mengakibatkan penganiayaan terhadap keluarganya, dan penangkapan bawahannya atau bunuh diri dengan menenggak kapsul sianida. Apabila dia bunuh diri, keluarganya akan dijamin, dan akan ada penguburan secara nasional, dan pernyataan bahwa dia meninggal secara heroik.

Rommel memutuskan untuk bunuh diri, dan menjelaskan keputusannya kepada keluarganya. Hari itu juga Rommel dibawa pergi dengan mobil Burgdorf ke pinggiran desa, dan disana dia dipersilahkan bunuh diri.


Monumen di lokasi bunuh diri Erwin Rommel

Makam Erwin Rommel

Berita resmi tentang kematian Rommel seperti yang diumumkan ke publik adalah bahwa Rommel mengalami serangan jantung, atau karena cedera dalam peperangan. Untuk menguatkan cerita ini, Hitler memerintahkan untuk diadakan hari berkabung untuk Rommel, dan penguburan Rommel dilakukan secara militer penuh. Hitler menyuruh Jenderal Gerd von Rundstedt sebagai perwakilan dirinya saat pemakaman.

Quotes About Rommel

William Churchill saat mendengar berita meninggalnya Rommel:

"He also deserves our respect, because, although a loyal German soldier, he came to hate Hitler and all his works, and took part in the conspiracy to rescue Germany by displacing the maniac and tyrant. For this, he paid the forfeit of his life. In the sombre wars of modern democracy, there is little place for chivalry."


Theodor Werner yang merupakan bawahan Rommel saat PD I :

"Anybody who came under the spell of his personality turned into a real soldier. He seemed to know what the enemy were like and how they would react."


Jenderal Inggris Claude Auchinleck, salah satu musuh Rommel di Afrika, dalam sebuah surat untuk komandan lapangannya:

"There exists a real danger that our friend Rommel is becoming a kind of magical or bogey-man to our troops, who are talking far too much about him. He is by no means a superman, although he is undoubtedly very energetic and able. Even if he were a superman, it would still be highly undesirable that our men should credit him with supernatural powers"

dan dia mengakhiri surat tersebut dengan kalimat :

"I am not jealous of Rommel."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar